Assalamualaikum Wr. Wb. Halo teman semua, sekarang saya akan memberikan contoh cerpen. Tema Cerpen ini adalah tentang Persahabatan. Dan juga saya mencantumkan nama Karangannya. Semoga cerpen ini menarik kalian semua. Terima kasih. Wasallamuaikum Wr. Wb.
4
Sahabat Sejati
Kini aku duduk di bangku
kelas 3 SMP, ku jalani hari di sekolah bersama dengan ketiga sahabatku ana,
andri dan aris, kita berempat bersahabat sejak kita masih kecil. Di suatu ketika kami
berempat menulis surat perjanjian persahabatan di sesobek kertas dan dimasukan
ke dalam botol kemudian dikubur di bawah pohon asem yang nantinya surat itu
akan kami buka pada saat kami menerima hasil ujian kelulusan. Hari yang kami
tunggu-tunggu akhirnya sampai juga, setelah kami menerima hasil uljian kali ini
dan hasilnya kami berempat lulus kami pun langsung berlari ke bawah pohon asem
yang dulu pernah kami datangi, kami berempat membuka isi tulisan dari surat
yang kami buat yang berisi,
“kami berjanji akan selalu bersama untuk selama lamanya”.
“kami berjanji akan selalu bersama untuk selama lamanya”.
Keesokan harinya aris
berecana untuk merayakan kelulusan kami dan malamnya kami pun pergi
bersama-sama ke suatu tempat, dan disitulah saat-saat yang gak bisa aku lupakan
karena aris berencana buat nembak aku dan akhirnya kita berpacaran, dan andri
pun juga berpacaran sama ana, malam itu sungguh malam yang paling istimewa.
Pada saat perjalanan pulang perasaan ku sungguh tidak enak
“perasaan ku kenapa gak enak banget ya?” ucap ku khawati
“udah lah ndi, santai aja kok kita gak bakalan kenapa-napa” ucap andri dengan santai
Tak lama kemudian setelah mereka berbicara ternyata hal yang dikhawatirkan nindi terjadi
“aris awwasss…!!! di depan ada jurang!!!” teriak nindi.
“Aaaaaa…!!!”
Brukkk, mobil kami masuk jurang, aku sungguh tak kuasa menahan air mata yang terus-menerus mengalir, dan akhirnya pun aku tak sadarkan diri.
Perlahan-lahan ku buka mata sedikit demi sedikit aku melihat ibu berada di sampingku,
“nindi?, kamu sudah sadar nak?” tanya ibu cemas
“ibu, aku dimana? ana, andri dan aris di mana mereka bu?”
"Kamu di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya nak ana, andri dan aris tidak tertolong saat di lokasi kecelakaan” jawab ibu sambil menitihkan air mata.
Aku hanya terdiam mendengar ucapan ibu, tiba-tiba air mata ku menetes, tangisku tiada hentinya mendengar semua ucapan itu.
“Aris, kenapa kamu tinggalin aku, padahal aku masih sayang banget sama kamu aku cinta sama kamu tapi apa? tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, kalian semua pergi ninggalin aku, ya allah, kenapa engkau ambil mereka semua dari ku ya allah aku sungguh menyayangi mereka…” ucapku dalam hati 2 hari sudah berlalu.
Aku berkunjung ke makam mereka di situ aku berharap kami bisa seperti dulu dimana kita selalu bersama pahit manisnya persahabatan kita lalui bersama, aku berjanji akan selalu mengingat kalian di dalam hati ini.
Pada saat perjalanan pulang perasaan ku sungguh tidak enak
“perasaan ku kenapa gak enak banget ya?” ucap ku khawati
“udah lah ndi, santai aja kok kita gak bakalan kenapa-napa” ucap andri dengan santai
Tak lama kemudian setelah mereka berbicara ternyata hal yang dikhawatirkan nindi terjadi
“aris awwasss…!!! di depan ada jurang!!!” teriak nindi.
“Aaaaaa…!!!”
Brukkk, mobil kami masuk jurang, aku sungguh tak kuasa menahan air mata yang terus-menerus mengalir, dan akhirnya pun aku tak sadarkan diri.
Perlahan-lahan ku buka mata sedikit demi sedikit aku melihat ibu berada di sampingku,
“nindi?, kamu sudah sadar nak?” tanya ibu cemas
“ibu, aku dimana? ana, andri dan aris di mana mereka bu?”
"Kamu di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya nak ana, andri dan aris tidak tertolong saat di lokasi kecelakaan” jawab ibu sambil menitihkan air mata.
Aku hanya terdiam mendengar ucapan ibu, tiba-tiba air mata ku menetes, tangisku tiada hentinya mendengar semua ucapan itu.
“Aris, kenapa kamu tinggalin aku, padahal aku masih sayang banget sama kamu aku cinta sama kamu tapi apa? tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, kalian semua pergi ninggalin aku, ya allah, kenapa engkau ambil mereka semua dari ku ya allah aku sungguh menyayangi mereka…” ucapku dalam hati 2 hari sudah berlalu.
Aku berkunjung ke makam mereka di situ aku berharap kami bisa seperti dulu dimana kita selalu bersama pahit manisnya persahabatan kita lalui bersama, aku berjanji akan selalu mengingat kalian di dalam hati ini.
Tamat.
Karangan, Cici Badriyah